Selasa, 16 Agustus 2011

Tips Menangani Kelinci Mencret

Mencret pada kelinci biasanya disertai dengan kembung pada perut kelinci, atau jika tidak diobati maka kelinci tersebut bisa mati dalam keadaan kembung. Peternak Kami pernah bercerita bahwa ada kelinci seorang peternak yg mati karena perutnya pecah, perutnya kembung namun tidak diobati. Mungkin bukan 100% salah peternak tersebut, karena penyakit ini memang susah2-gampang untuk dideteksi. Walau susah untuk dideteksi, tapi bukan berarti tidak ada tanda tandanya sama sekali, berikut tanda tanda kelinci yg sedang kembung/mencret/masuk angin.
Tidak bisa/malas berdiri. Kalaupun berdiri biasanya membungkuk, sama seperti manusia yang sedang mules/masuk angin Karena menahan sakit, biasanya kaki depanya diselonjorkan kedepan terus agar kaki kelinci tersebut tidak menyentuh bagian perutnya yang sedang sakit. Hal inilah yang menyebabkan kelinci tersebut enggan dan sulit untuk berdiri Mata sayu Kelinci menjadi kurang aktif Gigi “gemeretek”/bergesek2kan sehingga menimbulkan bunyi. Hal ini karena kelinci sedang menahan sakit Kelinci haus terus Kotoran kelinci tidak padat/seperti gell

Penyebab mencretnya kelinci juga bisa diliat dari kotoran/feses kelinci tersebut
Kotoran berwarna ijo, dan seperti jelly, penyebab : Terlalu banyak serat/sayuran hijau yg tidak diimbangi dengan lemak, protein, dll(serat > 22%). Pengobatanya kelinci diberi hay(sayur yg sudah dilayukan) Kotoran berwarna gelap, encer : Ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama warna gelap berasal dari darah. Pengobatanya harus dengan antibiotik. Kemungkinan kedua kelinci terserang karena terserang bakteri seperti E.colli. Biasanya kelinci hanya bisa bertahan 1-3 hari saja. Penangananya harus cepat dengan memberikan antibiotik yg dapat dibeli di dokter hewan. Tidak seimbangnya antara serat, protein, lemak dan gizi lainya pada pakan kelinci,..nah sekarang Kita semakin sadar kan akan pentingnya pelet. Kotornya lingkungan kandang, sehingga bakteri masuk ke dalam tubuh kelinci melalui udara/makanan Angin malam Cuaca yg kurang baik Berganti2 makanan secara drastis
Rekomendasi obat kelinci

Mencret : Intertrim LA ( Suntik ) or Intertim Oral ( Product : Interchemie Holland )
Kembung : Permenthyl 5% atau Enroten ( TMC )
Pisahkan kelinci yang mencret Singkirkan pakan rumput dan gantikan dengan pakan konsentr​at ( pur khusus kelinci ) atau dengan Hay ( rumput kering ) Beli antibiotik Metronidazol 5​00 mg, obat ini termasuk obat generik​ jadi harganya sangat murah da​n mudah didapat di apotik terdekat atau kalau tid​ak ada bisa pakai juga antibio​tik enrofloxacin atau Oxytetraciclyn. saya biasa menggunakan item yang pertama karena yang kedua dan ke tiga agak susah dicari ditempa​t saya. Satu tablet dibagi empat ( 1/4 tablet ) untuk anakan dan dibagi tiga ( 1/3 tablet ) untuk indukan. Kemudian 1/4 tablet di gerus ( dihaluskan ), dan dituangkan ke sendok teh ( jangan sedok makan terlalu bes​ar susah masuk ke mulut kelinci ) lalu dicampur air matang sampai penuh permukaan ​sendok dan diaduk sampai merata lalu pega​ng kelinci dan masukan kemulut kelinci secara​ berlahan dan lakukan sehari 2 kali sampai kotoran kelinci no​rmal kembali rata- rata 1 – 2 hari sudah sembuh Agar kelinci tetap sehat, jaga kebersihan kandang, ventilasi udara dan usahakan kena sinar matahari p​agi agar bakteri atau jamur tidak bisa ​berkembang biak. Satu hal yang tidak kalah penting hindari ke​linci kena angin secara langsu​ng apalagi angin sewaktu hujan​. usahakan kandang tertutup rapi​ Mulai sekarang Siapkan obat me​ncret khusus kelinci agar anda tenang karena mencret adalah p​enyakit yang paling sering terjadi pada kelinci
Ramuan Herbal
3 pupus daun jambu klutuk 3 pupus daun delima pupus daun pisang secukupnya Garam sepucuk sendok teh Madu satu sendok teh Bisa dengan 1 tetes propolis dioleskan ke mulutnya Semua ramuan diatas kecuali garam&madu ditumbuk halus dan diperas untuk diambil airnya.campurkan sedikikt air hangat dan madu minumkan kekelinci secara oral untuk lebih mudahnya juragan bisa pake pipet,jarum suntik(tanpa jarum) atau sendok.kelinci dalam keadaan sakit seperti ini tentunya malas untuk makan jadi juragan harus semaksimal mungkin memasukan makanan.(ramuan tersebut diatas mungkin bisa menyembuhkan,mungkin tidak.tapi tidak beresiko)

Daun Pisang dan atau Daun Pepaya
Daun Pisang dapat Mengatasi Mencret pada Kelinci Penyakit mencret merupakan penyakit yang sangat berbahaya, apabila sudah parah kelinci dapat mengalami kematian. Penyakit ini disebabkan bisa karena keadaan pakan yang tidak baik, yaitu pakan dalam keadaan yang basah langsung dikasihkan ke kelinci atau bisa juga kosentrat yang terlalu banyak mengadung air misalnya
dedak dan ampas tahu, untuk mengatasinya pakan diganti dengan pelet.

Daun pisang yang memiliki serat yang tinggi berguna untuk mengatasi mencret terutama untuk kelinci. Sistem pencernaan pada kelinci tidak sempurna karena tidak memiliki lambung, jadi apabila makanan masuk akan langsung menuju usus, dan jika makanan tersebut mengandung air yang berlebihan mengandung serat yang sedikit mengakibatkan usus tidak mencerna dengan sempurna yang pada akhirnya fesesnya berbentuk cair. Jadi kalau kelinci mengalami mencret yang belum parah, langsung kasih dau pisang untuk menetralkan proses di dalam usus dan untuk mempelanjar sistem pencernaan pada kelinci bisa juga menggunakan daun pepaya.

Semoga bermanfaat.

Sumber Informasi dari Koperasi Ternak Kelinci - Bogor

Sabtu, 13 Agustus 2011

Sejarah AFL

Latar belakang dari American Fuzzy Lop terjalin erat dengan sejarah Holland Lop. Ketika pertama kali diperkenalkan, kelinci Holland Lop hanya tersedia dalam warna solid, dan beberapa peternak ingin menambahkan pola broken ke dalam gen Holland Lop. Untuk melakukan ini, mereka menyilangkan ke English Spots.

Walau pun mereka mencapai tujuan menghasilkan kelinci pola broken, mereka gagal untuk menjaga bulu rollback yang harus dimiliki Holland Lop. Keturunan itu justru memiliki bulu flyback dari English Spot. Para peternak kemudian menyilangkan Holland Lop dengan Angoras Perancis, keturunannya memiliki bulu rollback yang sangat lembut. Hasil dari manipulasi ini kemudian diperkenalkan ke dalam gen Holland Lop sebagi Holland Lop bulu panjang yang kadang-kadang ditemukan di jenis Holland Lop.
Pelopor American Fuzzy Lop, termasuk Patty Greene-Karl dan Gary peternak dari Pantai Timur dan Kim Landry dan Margaret Miller dari Pantai Barat, tercatat telah menjual Fuzzy Holland ini. Patty Greene-Karl dikejutkan dengan kenyataan bahwa "fuzzy" merupakan gen yang resesif, sehingga perkawinan dua jenis Holland Lop yang membawa gen ini dapat menghasilkan persentase tertentu pada keturunan (teoritis 25%) sehingga keturunannya akan memiliki bulu yang panjang.

Patty memutuskan untuk mengembangkan kelinci ini sebagai ras baru, bernama American Fuzzy Lop. Setelah bekerja selama empat tahun untuk pengembangan fuzzies, ia menunjukkan kelinci fuzzy-nya ke ARBA untuk menunjukkan bahwa ini merupakan generasi pertama dari generasi baru di tahun 1985 pada Konvensi ARBA di Houston, Texas.

Tiga standar terpisah untuk Fuzzy Holland Lop diterima dari tiga individu yang berbeda.
Standar yang asli menyebutkan bahwa berat maksimum 4 ¾ pounds dengan berat ideal 3 ¾ pounds.Kelinci ini dirancang untuk memiliki tipe tubuh, telinga, dan ukuran tubuh dari Holland Lop dan dikombinasikan dengan bulu, kelinci ini juga mudah dipelihara.

Pada tahun 1986 pada Konvensi ARBA di Columbus, Ohio, American Fuzzy Lop dipertunjukkan untuk kedua kalinya, dan lulus kembali. Pada penampilan ketiga di tahun 1987 pada Konvensi ARBA di Portland, Oregon, Komite Standar ARBA tidak menyetujui pengembangannya. Mereka menyatakan adanya ketidak seragaman dari satu kelinci ke kelinci yang lain.


Sebuah standar baru yang ditulis oleh Jeff Hardin atas permintaan Patty, yang pada akhirnya dapat diterima. Standar yang telah direvisi pada dasarnya lebih mendeskripsikan tentang bulu pada Holland Lop. Dinyatakan juga bahwa berat maksimal 4 pound, dan berat badan ideal 3 ½ pound.

Pada tahun 1988, ARBA meminta hanya peternakan yang mendapatkan dukungan yang diizinkan untuk membawanya Fuzzy Lop pada Konvensi di Madison, Wisconsin karena terbatasnya ruang kandang.

American Fuzzy Lop harus berhasil diakui pada tahun itu atau semua proses harus dimulai dari awal lagi. Untungnya, presentasi Patty disahkan pada Konvensi ini, dan American Fuzzy Lop menjadi jenis baru yang diakui.

Pada tahun 1989 di Tulsa, Oklahoma, Helen McKie's "Herbie" terpilih sebagai Best of Breed (BOB) dari American Fuzzy Lop pada Konvensi ARBA. Foto American Fuzzy Lop Herbie's menghiasi Standar of Perfection dari ARBA, dari tahun 1991 - 1995, mewakili fuzzies terbaik, namun hanya American Fuzzy Lop yang dipresentasikan oleh Patty yang mendapatkan Working Standard.
Sumber : KELINCI LUCU ARI DHEAN (KLAD)

Perbedaan FL dan AFL di Indonesia

Seringkali saya mendengar teman - teman berkomentar mengenai kelinci jenis AFL, bahkan dibeberapa Pet Shop dan peternakan dengan sangat yakinnya menuliskan label AFL pada kandang atau pun foto dari kelinci FL.

Sebenarnya antara FL dan AFL merupakan satu jenis yang sama jika di USA, penyebutan American Fuzzy Lop dianggap kurang praktis, maka seringkali para breeder di USA menyebutnya dengan Fuzzy atau pun Fuzzy Lop.

Namun definisi yang terjadi di Indonesia sayangnya tidak lah sama, dikarenakan ciri fisik yang jelas sudah berbeda jauh dari bentuk asli American Fuzzy Lop.

Berikut ini saya lampirkan foto yang mendasari perbedaan dari AFL dan FL/IFL:

1. American Fuzzy Lop





2. Fuzzy Lop / Indonesian Fuzzy Lop




Nah kalau sudah begini sangat terlihat perbedaannya kan?
Kami menjelaskan hal ini semata - mata agar teman - teman penghobi tidak lagi dibuat bingung oleh bentuk asli dari AFL.

FL/IFL bukanlah suatu jenis yg salah karena memang jenis ini telah berkembang banyak di Indonesia.
Namun, harus lah bisa dibedakan oleh teman - teman penghobi perbedaan dari AFL dan IFL/FL.
Hanya dari melihat sekalipun, saya yakin teman - teman sudah dapat membedakannya. Ada beberapa ciri mendasar lainnya, yaitu:
1. AFL tidak memiliki bulu pada telinganya.
2. Wajah AFL tidak dipenuhi bulu lebat.
3. AFL termasuk dalam kelinci jenis Dwarf jadi AFL memiliki ciri khas tubuh yang kecil tidak seperti IFL/FL yg tergolong besar.
4. Bulu AFL akan membentuk seperti memakai rok jika si kelinci sedang posing (bukan sawir).

Semoga sedikit informasi ini bisa berguna bagi teman - teman sekalian.
Sekedar informasi belum banyak penghobi di Indonesia yg memiliki kelinci jenis American Fuzzy Lop.

Di Jakarta terdapat 3 nama yang saya ketahui memiliki jenis ini, yaitu:
1. Gembala Kelinci. (Pak Andy dan Mme. Sinta)
2. Saung Kelinci (saat ini indukannya telah berpindah tangan ke Pak Rizal). (Pak Dhani)
3. Kelinci Lucu Aria Dhean. (Aria dan Dian).

Jadi, jika teman - teman ingin mengetahui lebih banyak tentang AFL jangan ragu untuk menghubungi mereka.

SUMBER : http://klad-rabbit.blogspot.com/

Biosekuriti Kandang

Biosekuriti berasal dari kata biosecurity dan terdiri dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security (pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup (dalam hal ini ternak/ternak). Dalam budidaya ternak biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan. Semua kegiatan dilakukan dengan tujuan memisahkan inang (ternak) dari bibit penyakit dan sebaliknya.

Tentu kita masih ingat 3 konsep biosekuriti dalam pemeliharaan ternak yaitu biosekuriti konseptual (perencanaan lokasi kandang), struktural (manajemen kandang contoh arah, bentuk dan jarak kandang) dan operasional (manajemen pemeliharaan contohnya, masa istirahat kandang, sanitasi kandang).



1. Isolasi

Merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan ternak dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Isolasi ini bertujuan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam suatu farm dan menyebar keluar dari farm. Manajemen peternakan (manager/ pemilik farm) sangat berperan penting dalam penerapan isolasi ini, contohnya dalam penetapan area bersih (wilayah yang harus terjaga dari kemungkinan cemaran/ penularan penyakit) dan kotor (wilayah yang kemungkinan banyak cemaran bibit penyakitnya).

Contoh penerapan isolasi lainnya yaitu penetapan akses karyawan atau pengunjung yang boleh masuk ke area farm, penerapan one age farming (peternakan satu umur) pada farmternak layer atau penerapan pemeliharaan ternak broiler sistem all in all out.



2. Pengaturan lalu lintas

Upaya pengaturan lalu lintas orang, peralatan, barang atau kendaraan tamu agar tidak menyebarkan bibit penyakit masuk ke dalam peternakan. Pengaturan lalu lintas ini berarti kita harus bisa mengatur kapan bibit, pakan, sapronak (obat, vaksin, peralatan peternakan), dsb  masuk ke dalam farm. Begitu juga sebaliknya kita harus bisa mengatur bagaimana penanganan atau pengeluaran bangkai ternak, litterkeluar dari lingkungan kandang serta kapan ternak harus dipanen atau diafkir. Pembatasan jumlah orang dan kendaraan yang masuk ke dalam lingkungan kandang juga masuk dalam konsep kedua ini.



3. Sanitasi (pembersihan dan desinfeksi)

Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen atau bibit penyakit. Sanitasi yang paling sering dilakukan peternak adalah dengan desinfeksi/ penyemprotan kandang menggunakan desinfektan. Dengan asumsi desinfektan tersebut akan membunuh bibit penyakit di kandang atau lingkungan kandang. Sebenarnya tindakan sanitasi tidak hanya berkaitan dengan desinfeksi saja, namun ada banyak kegiatan lain yang merupakan sanitasi, seperti sebelum pekerja/tamu masuk ke dalam kandang mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan baju khusus untuk bekerja, menggunakan alas kaki (sandal/sepatu boots) khusus untuk masuk ke dalam kandang, celup alas kaki dalam desinfektan  Hal-hal sederhana itu sebenarnya juga dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit.



Untuk mengoptimalkan hasil desinfeksi, peternak harus melakukan pembersihan (cleaning). Pembersihan ini akan menghilangkan zat/material asing yang sering menempel atau berada di kandang. Sebagai contoh debu, tanah, litter yang menempel di lantai kandang, materi-materi organik seperti feses, leleran ingus, darah dan mikro-organisme. Materi organik yang masih berada di sekitar kandang (lantai atau tembok kandang) dapat mempengaruhi kerja desinfektan golongan quats dan halogen (kaporit) sehingga kurang efektif bekerja. Pendukung desinfeksi yang lainnya yaitu dosis pemakaian desinfektan harus tepat, jumlah larutan harus disesuaikan dengan luasan kandang dan waktu kontak desinfektan harus sesuai karena akan mempengaruhi desinfektan dalam membunuh bibit penyakit.

Agar memudahkan pelaksanaannya, manajemen farm harus membuat perencanaan dan konsep biosekuriti yang disesuaikan dengan kondisi farm. Serta melibatkan peran aktif semua elemen peternakan (pemilik, manajer maupun anak kandang). Setelah dilakukan, perlu juga dilakukan penilaian (audit) terhadap biosekuriti yang telah diterapkan. Hal ini untuk menjamin biosekuriti telah diterapkan dengan baik.

Sesungguhnya biosekuriti merupakan perubahan kebiasaan, karena peralatan dan bahan yang digunakan dalam penerapan biosekuriti telah tersedia. Sehingga tinggal seluruh elemen peternakan mau menerapkan prinsip-prinsip biosekuriti secara sederhana namun konsisten (terus menerus) dan disiplin.

Sumber : Koperasi Peternak Kelinci ( KOPNAKCI) 

Jumat, 12 Agustus 2011

Pupuk Organik URINE Kelinci

Pupuk adalah kebutuhan mendasar bagi kelangsungan kegiatan agribisnis. Pupuk bisa jadi mahal bisa pula menjadi barang murah, bahkan mubadzir.  Ada banyak jenis pupuk, tetapi dari sekian jenis pupuk kandang, pupuk kelinci yang terdiri dari tahi (feses) dan kencing (urine) dipadukan, merupakan pupuk handal untuk menghasilkan produksi tanaman.



Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 Kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g protein. (Spreaadburi dan Yono C. Rahardjo: 1978). Di dalam kandungan pupuk tersebut, Majalah Domestik Rabbit di Amerika Serikat tahun 1990  menyebutkan terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.



Hasil riset tiga peneliti dari Balitnak Bogor, Sajimin, Yono C. Rahardjo dan Nurhayati D. Purwantari (2005) menyimpulkan, pupuk kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan maupun produksi rumput P. Maximum dan leguminosa S.Hamata setelah 6 kali panen (umur 258 hari), dengan penambahan probiotik pada pupuk kelinci interaksinya memberikan pengaruh nyata pada tanaman pakan dan meningkatkan produksi hijauan sebesar 34,8-38,0%.



Selain dapat memperbaiki struktur tanah, pupuk organik cair urin kelinci bermanfaat juga untuk pertumbuhan tanaman, herbisida pra tumbuh dan sekaligus dapat mengendalikan serangan hama penyakit. Mengusir hama tikus, walang sangit dan serangga kecil pengganggu lainnya. Pupuk dan urin kelinci membuat tanaman sayuran dan buah lebih netral dan kesegarannya lebih tahan lama.



Di Negara-negara yang sudah menerapkan proyek agribisnis atau agroindustri seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Spanyol dan lain-lain pupuk kelinci telah memainkan peranan sebagai bagian terpenting menghasilkan tanaman yang baik,  Mengapa tidak di lakukan di Indonesia juga ???



(Sumber : http://binatanirabbitry.blogspot.com/2011/04/pupuk-organik-urine-kelinci.html)

Pengolahan Limbah Ternak Kelinci

Usaha peternakan kelinci selain menghasilkan produk utama berupa daging, bulu (wool), dan kulit bulu (fur), juga menghasilkan produk sampingan berupa limbah yaitu feses (kotoran) dan sisa-sisa pakan, limbah tersebut apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, Feses kelinci dan sisa-sisa pakan berupa konsentrat (pellet) dan hijauan merupakan limbah organik yang masih banyak mengandung unsur-unsur nutrisi yang cukup tinggi. Limbah tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan atau diolah menjadi bahan yang lebih berguna dan mempunyai nilai ekonomis

Salah satu cara pengolahan limbah organik yang cukup sederhana yaitu dengan teknologi pengomposan (composting). Pengomposan adalah proses perombakan (dekomposisi) bahan-bahan organik dengan memanfaatkan peran atau aktivitas mikroorganisme. Melalui proses tersebut, bahan-bahan organik akan diubah menjadi pupuk kompos yang kaya dengan unsur-unsur hara baik makro ataupun mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman.

Proses pengomposan pada umumnya dilakukan secara konvensional yaitu yang dilakukan secara alami tanpa bantuan aktivator sehingga prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu untuk mempersingkat waktu, maka proses pengomposan dilakukan dengan menambahkan aktivator kedalam bahan komposan. Aktivator merupakan bahan yang dapat mempercepat proses pengomposan atau perombakan bahan-bahan organik. Salah satu bahan aktivator yang sudah lama dikenal dan banyak beredar di pasaran yaitu EM4 (Effective Mikroorganisms4). EM4 adalah suatu bahan aktivator berupa larutan yang mengandung mikroorganisme fermentatif yang dapat bekerja secara efektif dalam merombak bahan-bahan organik. EM4 (Effective Mikroorganisms4) ialah suatu kultur campuran mikroorganisme bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi (yeast), danActinomycetes (APNAN, 1995), sedangkan menurut Wididana dan Higa (1993), EM4 merupakan suatu kultur campuran dalam medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan, berbau asam, dan terdiri atas bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Actinomycetes, khamir (ragi), dan jamur yang semuanya menguntungkan.

Feses kelinci maupun sisa-sisa pakan berupa konsentrat (pellet) merupakan limbah organik yang banyak mengandung unsur nitrogen (N), sedangkan untuk mencapai nisbah C/N yang ideal dalam proses pengomposan diperlukan campuran bahan organik lainnya yang mengandung sumber karbon (C). Salah satu bahan organik yang mengandung sumber karbon yang cukup tinggi yaitu serbuk gergaji albasia. Serbuk gergaji albasia adalah limbah organik yang berasal dari hasil penggergajian kayu albasia (Albizzia falcata). Nisbah C/N merupakan perbandingan unsur karbon dan nitrogen yang terdapat dalam suatu bahan organik. Kedua unsur tersebut digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan bahan sintesis sel-sel baru. Nisbah C/N sangat penting untuk diperhatikan karena berpengaruh langsung terhadap kehidupan mikroorganisme yang berperan dalam proses pengomposan. Nisbah C/N dalam bahan komposan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat laju pertumbuhan mikroorganisme, akibatnya proses pengomposan menjadi terganggu dan berjalan lambat sehingga akan berpengaruh terhadap produksi dan penyusutan bahan komposan.

Di dalam pengomposan akan terjadi perubahan yang dilakukan oleh mikroorganisme, yaitu berupa penguraian selulosa, hemiselulosa, lemak, serta bahan lainnya menjadi karbondioksida (CO2) dan air. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, maka bobot dan isi bahan dasar kompos akan menjadi berkurang antara 40 – 60 %, tergantung bahan dasar kompos dan proses pengomposannya (Musnamar, 2007), sedangkan menurut Yuwono (2005), pengomposan secara aerobik akan mengurangi bahan komposan sebesar 50 % dari bobot awalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses biologis dalam pengomposan adalah nisbah C/N, kadar air, ketersediaan oksigen, mikroorganisme, temperatur, dan pH, namun dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan tersebut yang terpenting adalah rasio unsur C dan N dalam bahan komposan (Merkel, 1981). Menurut Yuwono (2005), Kisaran perbandingan unsur C dan N dalam bahan komposan yang optimum untuk proses pengomposan ialah antara 25 – 30 merupakan nilai perbandingan unsur C dan N yang terbaik sehingga bakteri dapat bekerja sangat cepat. Sedangkan menurut Djuarnani, dkk. (2005) proses pengomposan yang baik rasio C/N antara 20 – 40, namun rasio C/N yang ideal bagi kehidupan mikroorganisme dalam proses pengomposan ialah sebesar 30 (Kadar air (kelembaban) yang ideal untuk proses pengomposan adalah sebesar 50 – 60 %, dengan pH optimum antara 6 – 8.
Sumber :http://www.facebook.com/groups/kopnakci/doc/?id=185103204888402